Memagut Dua Raut

March 16, 2013



Hari ini, ada dua wajah yang berbeda terpampang pada bait-bait rona. Raut pertama bernama kebahagiaan, bersebab telah menorehkan sebuah pencapaian. Raut ini pastinya akan menghadiahkan senyum terindah kepada sesiapa yang bermata. Menyajikan sisi-sisi optimistis akan mimpi, serta segala yang masih belum meraup imaji. Itulah kebahagiaan, berwarna merah sebiru langit senja. Indah, tetapi hanya sementara waktu. Sebab tangis, akan senantiasa melampai pada setiap penjuru.
 
Raut kedua berasma kekhawatiran, beralasan akan sukar membagi waktu antara ini dan itu. Kelak, raut itu akan memeluk erat warna abu-abu. Simbol keraguan, serta ketidakpastian yang sejati. Di antara raut itu, ada seseorang yang diam termangu. Mengharapkan aku tiada berubah akannya. Aih, bukankah selain Tuhan, perubahan ialah satu hal yang kekal? Yang selalu berubah sesuka hatinya. Dan aku, akan tetap berubah seiring dengan waktu.

Oh, masihkah kau mengkhawatirkanku? Adakah setiap jengkal mataku tak pernah berbicara pada hatimu? Kusarankan, kau coba untuk mengukir indahku saat ini, selagi bisa meraihmu tak terbagi. Kau sungguh telah benar mengenalku dari sudut yang tak kauduga. Aku datang kepadamu melalui langit senja di resto cepat saji pinggiran kota. Aku buka percakapan singkat, dan kutitipkan sepenuh rasaku di sana.

Sekarang pilihanmu, mau kau mengambilnya? Lalu, kau memungut rasa itu, kau sisipkan pada saku lenganmu, kau gamit dia hingga berbelit tak bergerak. Rasanya, jantungku berhenti berdetak. Sekarang, bolehkah kau masih merasa ragu akan rasa? Bisakah kita maju bersama dalam bingkai saling percaya? Aku selalu ingat tentang hukum yang mengatur tentang kita. Maka, aku ingin jadi lelaki terbaikmu, agar aku pantas menyandingmu. Tak perlulah kau ragu, mari kita lihat, seberapa jauh ucapku sanggup kau sentuh. Mari kita tangkap, seberapa tepat janjiku kau pegang erat. Dan mari kita cerna, seberapa lekat kata cinta, apabila tak pernah berujung romansa.

Untukmu yang sedang ragu di sana, tenanglah, mungkin ini aral kedua kita.
(IPM)

Bandung, 16 Maret 2013
#Ilustrasi diunduh dari sini

Followers