Tuhan dan Seorang Lelaki

July 30, 2013




Suatu hari, terdapat seorang lelaki religius yang mengalami kesusahan. Perahu yang ia kendarai rusak, mesin motornya tiba-tiba tidak berfungsi. Lalu, lelaki itu memohon kepada Tuhannya agar serta merta membantunya secara langsung. Ia beralibi bahwa ia sangat dekat dengan Sang Pencipta.

Tak lama kemudian, datanglah nelayan, yang pulang setelah pergi menebar jala ikan. Nelayan pun bertanya, “Hai Pemuda, sedang apa kau di sana? Ada yang bisa saya bantu?”


“Tidak, Pak. Saya sudah meminta agar Tuhan menolong saya dengan tangan-Nya,” jawab lelaki itu dengan mantab. Lalu, nelayan melanjutkan perjalanannya menuju daratan.

Tidak berselang lama, dua orang polisi perairan melenggang. Sambil mendekati perahu sang pemuda, dia bertanya, “Selamat siang, Anak muda. Mesin perahumu rusak? Atau ada yang bisa kami lakukan untuk membantumu?”

“Tidak perlu, Bapak-bapak. Terima kasih. Saya sudah meminta agar Tuhan menolong saya dengan tangan-Nya,” lagi-lagi lelaki itu menjelaskan. Tidak ingin membuang waktu, lantas dua orang polisi itu melanjutkan patroli perairan.

Hingga petang, tak ada lagi sesiapa yang membantu lelaki muda itu. Akhirnya, ia menggerutu, dan mulai mendayung perahunya pelan-pelan. Lambat sekali, baru malam, ia sampai di daratan.

Ia begitu kecewa kepada Tuhannya. Amat sangat kecewa. Namun, rahasia usia seseorang tidak ada yang tahu. Tak lama setelah ia sampai ke daratan, Tuhan memanggilnya seketika. Seluruh keluarganya terkejut, tetapi seperti itulah yang dinamakan misteri.

Di alam lain, sang pemuda bertemu dengan Penciptanya, lantas ia bertanya, “Ya Tuhanku, aku telah beribadah dengan taat kepada-Mu. Aku telah menjauhi segala larangan-Mu. Namun, mengapa Engkau tak membantuku dengan tangan-Mu ketika aku kesusahan di lautan?”

Tuhan menjawab, “Aku sudah mengirimkan bantuan dengan dua cara: nelayan dan dua orang polisi, tetapi kau menolaknya.”

Lelaki itu termenung, menyesali ketidaktahuannya akan apa itu bantuan dari Tuhan. Boleh jadi, Tuhan mengirimkan bantuan lewat tangan-Nya, melalui orang-orang di sekelilingmu. Sadarilah. Bukankah kau termasuk manusia yang berpikir?
(IPM)

Surabaya, Juli 2013
#Ilustrasi diunduh dari sini

Followers