Hal-hal yang Mengingatkanmu Pada Seseorang

October 24, 2014




Kamu pasti pernah berusaha untuk tidak lagi mengingat sesuatu, atau bahkan seseorang. Pengen move on bahasa gaulnya mah. Mungkin, ada alasan tertentu hingga kamu tak ingin nama, wajah, serta perilakunya terdahulu membayangi langkahmu ke depan.

Kamu ingin terbebas darinya. Bukan dari orangnya, akan tetapi dari ‘potret kenangan’ tentangnya. Boleh jadi dia dulu berlaku tidak baik kepadamu, atau sebaliknya, terlalu baik, hingga kamu menganggap dia menyukaimu, padahal dia memang baik kepada semua orang. Baca: di-PHP-in.
 
Alih-alih tersakiti, kamu pun berharap: Tuhan, bantu aku melupakannya. Selesai berdoa, langsung putar lagu Lumpuhkan Ingatanku punya Geisha. Namun, usahamu untuk melupakannya itu justru akan gagal total apabila bertemu lagi dengan hal-hal berikut. Apa saja? Coba disimak!

1. Lagu Kenangan

Lirik dalam lagu bisa mengatakan semuanya, katanya. Secara tak sengaja, kamu yang tengah sibuk memilih buku di toku buku Gramedia mendengar playlist sebuah lagu. Pengunjung lain tidak mempermasalahkan. Biasa saja.

Akan tetapi kamu, ya, kamu, entah mengapa mulai tidak fokus lagi mencari buku yang akan dibeli. Pikiranmu jauh melayang entah ke mana. Dan... congrats, bayang wajahnya melayang di kepalamu saat refrain lagu itu dinyanyikan.

Lagu itu dulu mengiringi perjalanan cinta kalian. “Lewat radio, aku sampaikan kerinduan yang lama terpendam,” Duta, Sheila On 7 mendendangkan lagi liriknya di bait kedua. Oh, lengkap sudah. Segala cerita masa lalu kalian kini kembali. Kisah LDR terdahulu membisingkan kepala. Dari momen perkenalan dengannya, masa pendekatan, jadian, hingga momen perpisahan bersarang lagi di otakmu.

Kuat sekali pengaruh lagu kenangan meruntuhkan pertahanan seseorang yang sedang berusaha melupakan. Gimana, gagal lupa kan?

2. Film pada First Date

Modal duit gocap, kalian menghabiskan waktu berdua di weekdays. Maklum, budget lagi cekak, jadi malmingan-nya diganti jadwal ke senin malam. Tapi, mohon digarisbawahi, itu mah dulu.

Sekarang, mungkin masing-masing dari kalian sudah berbahagia dengan yang lain, atau malah seakan-akan berbahagia, sebab memang belum sebahagia saat kalian masih bersama.

Di rumah, adikmu menyerah dengan menu acara televisi saat prime-time akhir-akhir ini. Isinya kalau tidak goyang alay, ya sinetron ala ibu rumah tangga. Kamu yang menggantikannya sebagai pemegang remote mengalihkan channel ke TransTV atau Global: acara bioskop gratisan dengan banyak iklan. Kebetulan, film yang diputar malam ini spesial dalam negeri: 5 cm.


Mendadak adegan Herjunot Ali dan Raline Shah seakan memerankan drama kalian terdahulu. Dia suka sekali mendaki. Kamu, dengan alasan tidak kuat fisik, paling ogah dengan ajakannya. Maka, kalian mengambil jalan tengah: menonton film yang ada kaitannya dengan pendakian.

Itu dating pertama kalian, kira-kira seminggu setelah kamu menyatakan cinta dan dia menerima. Rasanya, gedung bioskop serasa berdua. Rasanya, temperatur AC yang rendah menjadi hangat-hangat saja. Rasanya, ingin sekali kamu kembali ke masa-masa itu.

Kamu masih di depan layar TV menyaksi film 5 cm. Namun, matamu tampak kosong seperti memikirkan sesuatu: dia. Pertanyaan misalnya, “Bagaimana kabarnya? Sekarang sedang sibuk apa? Masihkah dia mengingatmu?” bergelayut memenuhi pikiran.

Tips: Kalau mau berusaha lupa, jangan nonton film kenangan saat bersamanya ya!

3. Tempat dan Makanan Favorit Kalian

Kafe dengan dekorasi layaknya rumah tempo doeloe adalah tempat favoritnya. Tertulis, Kafe Oey, di reklamenya. Dia rela menghabiskan waktu berjam-jam dengan duduk manis sembari menyeruput pelan kopi Mandailing pesanannya.

Tentu saja sambil berbincang denganmu, kekasihnya dulu. Lambat laun, kamu mulai nyaman dengan tempat itu. Bahkan, jikalau dia lagi tak bisa bertemu, sendirian saja kamu pergi ke sana. Menenangkan diri, katamu.

Tapi, semenjak dia pergi dari hidupmu, kamu sudah jarang ke kafe itu. Inginmu, membuka lembaran baru tanpa bayang terdahulu. Kamu pun menemukan orang lain yang kini semakin dekat denganmu.

“Aku akan bangkit lagi, jatuh cinta lagi,” tekadmu meyakinkan diri.

Suatu malam, calon kekasih barumu mengajak kamu ke suatu tempat nongkrong favoritnya. Dan, terkejut sekali saat destinasi kalian berakhir di Kafe Oey.

“Kamu kenapa?” tanya dia. “Oh, tak apa. Aku baik-baik saja,” kamu menjawab. Ya, kamu memang baik-baik saja. Namun, hatimu tidak.

Malam ini barangkali bukan calon kekasih barumu yang dominan kamu pikirkan. Tapi, dia. Dia yang selalu memesan kopi Mandailing. Dia yang suka ke mari untuk berbincang denganmu. Dia yang meninggalkanmu dengan alasan tak jelas. Dan, kamu, sepertinya malam ini menyerah untuk melupakannya.

Ah, sial, kenapa jadi ingat lagi?

Mungkin, beberapa hal di atas wajib hukumnya dihindari ketika ingin melupakan seseorang. Sebenarnya, secara psikologis, semakin kamu berusaha untuk melupakan seseorang, maka semakin kamu menjadi ingat.

Solusinya, bukan berusaha melupakan, tetapi biarkan dia membiasa dalam pikiranmu. Tindih ingatan tentangnya dengan ‘potret bahagia’ lain yang datang di hidupmu. Pada akhirnya, waktulah yang akan berbicara.
(IPM)

Bandung, Oktober 2014

__
Apabila ada masukan, atau minta pendapat mengenai tulisanmu, sila hubungi penulis di akun twitter: @idhampm atau e-mail: idham.mahatma@gmail.com

Followers