Mengapa Kamu Wajib Punya Sahabat Lelaki?

February 19, 2015




Okay, sudah cukup lama penulis enggak nulis artikel. Gatal juga tangan ini minta ngetik-ngetik sesuatu di luar tugas dan proyekan. Dan, hari ini akhirnya terealisasi. Hmm, penulis akan bahas nih mengenai tema ‘Sahabat Lawan Jenis’.
 
Maksudnya? Iya, sahabatan yang beda gender. Perempuan yang punya sohib seorang lelaki, atau sebaliknya. Hehe, sama saja. Oh ya, artikel ini di-request secara spesial oleh gadis berkaca mata silinder, suka pakai jam tangan di sebelah kanan, dan maniac makan sayuran kangkung. Siapa dia? Rahasia.

Yap, tanpa berlama-lama mari yuk dimulai bahasannya.

Prolog dulu ya.

Sebenernya, ada enggak sih persahabatan antara lelaki dan perempuan? Hmm, jawabannya ada, meskipun tidak banyak. Barangkali malah cuma sedikit.

Ada yang beranggapan kalau persahabatan antara perempuan dan lelaki itu hanya omong kosong. Kenapa gitu? Karena, pasti nih ya, salah satunya akan jadi suka, jatuh cinta, lalu ngarep pengen jadi kekasihnya. Atau, kalau lebih tragis ya mau-tak-mau berujung di status friendzone.

Apa semuanya seperti itu? Tentu enggak. Selalu ada pengecualian. Ada juga kok yang sukses melewati cercaan, rintangan, dan halangan tersebut. Hehe, lebay. Dan, pada akhirnya mereka, lelaki dan perempuan itu, bisa jadi sahabat yang langgeng, dari remaja, berlanjut ke masa dewasa.

Karena postingan ini ditujukan untuk perempuan, maka yang lelaki minggir dulu ya, jangan dibaca sampai beres. Hehe.

Kasih pertanyaan: Hmm, mengapa kalian, para perempuan, harus punya sahabat lelaki? Apa gitu asiknya?

Well, mari dirunut satu per satu. Check this one out!

1. No Drama

Beda banget lho ya antara hubungan perkekasihan atau pacaran, persahabatan sesama perempuan, dengan hubungan sohib lawan jenis. Yang terakhir ini kalau boleh dibilang mah no drama. Enggak ada tuh momen ngambek-ngambekan karena masalah sepele, misal: telat ngejemput, bingung milih tempat makan, atau sekadar salah ngertiin.

Bahkan, saat persahabatan lawan jenis ini berselisih, ya ujung-ujungnya mah cepat balik baikan lagi. Lelaki itu lebih mudah ngakuin kalau dia salah, terus minta maaf. Jarang kayaknya yang sampai berlarut-larut dan timbul rasa enggak enakan. Hmm, kalau sahabatan sesama perempuan kan kalau berantem bisa saja berakhir dengan no relationship lagi, alias, “Loe siapa? Enggak kenal tuh! Talk to my hand!”

2. Enggak Jaim Saat Bercanda

Momen bercanda itu harusnya menjadikan kamu merasa bebas selepas-lepasnya. Kamu bebas berekspresi di depan dia, segila-gilanya. Enggak jaim, alias jaga image. Kamu enggak perlu takut dia tersinggung atas leluconmu yang kadang cenderung nyindir. Selow saja.

Misalnya, sahabat lelakimu itu lagi jomblo sekarang. Baru putus. Nah, bahan becandaanmu ya gitu, nge-bully status single-nya. “Mblo, Mblo, malem minggu pasti doanya satu: minta dikasih hujan deres ya, biar selimutan di kamar dan enggak nyinyir ngeliat orang lain pacaran.” Padahal, kamu sendiri juga lagi ‘sendiri’ sekarang. Ah, senjata makan tuan.

3. Dia bisa ngelindungin kamu

Kalau kamu punya sohib laki, dijamin deh hari-harimu bakalan aman, nyaman, dan tenteram. Bagaimana enggak, orang dia, si sahabat lakimu itu bersedia dengan senang hati ‘pasang badan’ kalau terjadi apa-apa sama kamu.

Saat ada jerk yang ngedeketin kamu nih, dia bakalan bilang, “She is my best friend. If you break her heart, I’ll break your face.Mamam, enggak ada tuh yang akan berani macem-macem sama kamu. Atau, dia akan beradapan sama sohib lakimu itu.

Kasus lain, saat sohib lakimu itu tetiba rajin olahraga, dan badannya jadi gede nun bidang sekarang, kamu pun akan nanya, “Tumben banget kamu rajin fitness?” Jawaban dia mah ya sekenanya saja, santai, “Iyalah, biar bisa jagain situ.” Thus, he will protect you.

4. Pendapatnya paling jujur

Dia enggak bakalan modus dan berkata sok bijak saat kamu butuh saran atau masukan. Dia itu, si sahabat lakimu, akan berkata straight forward dan jujur menilaimu. Kalau kamu ‘salah’, ya dia bakalan ngomong ‘salah’, lalu ngarahin kamu untuk memperbaiki.

Nah, bila dia ingin muji, ya dia enggak bakal sungkan memujimu. Hmm, perlu diingat, pujiannya itu tidak selalu untuk ngebuat kamu seneng, melainkan dia tahu bahwa kamu pantas mendapat pujian itu. “Kamu cantik pakai setelan baju itu.” Yap, itu artinya kamu memang cantik saat mengenakan pakaian itu. Dia jujur, terlebih objektif.

5. Dapetin perspektif baru

Lelaki itu dari Mars, sedangkan perempuan dari Venus. Cara mikir kalian pun berbeda, ada yang mengedepankan rasa, ada pula yang dominan memakai logika. Nah, dengan bersahabat bareng seorang lelaki, sudah barang tentu kamu bakal nemuin penilaian dari angle yang lain.

Saat kamu tetiba butuh saran untuk menyelesaikan sesuatu, terkadang pendapatnya dia sungguh berada di out of the box-mu. Bingo! Isi otak lelaki kan berbeda, cenderung logis. Jadi, sebagai penyeimbangmu, dia akan ngeluarin perspektifnya dia, yang pasti berbeda dengan pandanganmu. Intinya, meski kadang kontras, tapi dia selalu bertujuan satu: ngebantuin kamu.

6. Mulutnya rapat

Aduh, aku tadi ceritain rahasiaku nih. Wah, bakalan bocor nih ntar. Aduhhh..
Momen di atas enggak bakalan terjadi kalau kamu sohiban sama lelaki. Dia mah bodoh amat sama rahasiamu. Habis kamu cerita, dia paling-paling ya hanya sekian persen untuk inget.

Kalau ngebocorin? Atau bermuka dua, baik ke kamu, lalu nyeritain segala keburukanmu ke orang lain? Ah, mostly, enggak mungkin juga ada yang seperti ini. Lelaki itu dididik sportif dan fair dari kecil. Dari main sepak bola, kalau kalah ya kalah. Dari main bentengan, kalau kena’ ya harus ngaku kena’.

Kalau gossip? Beh, mending pasang earphone mah kata lelaki daripada dengerin kabar burung yang enggak jelas. Maka dari itu, enggak perlu ragu buat kamu untuk nyeritain segalanya ke dia. Mulutnya itu kayak gembok yang hilang kuncinya, tertutup rapat.

7. Menerimamu apa adanya

Ya, sudah rahasia umum kalau kamu harus tampil sempurna di depan kekasihmu. Baju dipilih yang paling menawan, riasan, tutur kata, sampai arah pembicaraan pun ditata. Namun, saat dengan sohib lelakimu, tak perlu kamu show off berlebih ketika bersamanya.

Dia enggak bakalan ilfeel saat kamu ternyata begini atau begitu. Apakah kamu pinter, cantik, murah senyum, loyal, compong, atau pun apa, sepertinya itu prioritas kesekian baginya. Di pikirannya ya satu: dia nyaman dan nyambung sama kamu. Mungkin secara enggak sadar, selama ini dialah, sohib lakimu itu, yang paling nerima kamu apa adanya.
____

Baiklah, itu tadi beberapa alasan kenapa kamu para perempuan wajib banget punya sahabat lelaki. Hmm, tentu sohib laki yang tulus ya, bukan yang modus.

Lho? Gimana cara ngebedainnya, Dham?

Ya gampang saja, lihat berapa lama dia tetap seperti itu kepadamu. Kalau sebulan atau dua bulan awal terlihat ‘baik’, lalu berubah, ya itu namanya modus. Tapi kalau sudah bertahun-tahun tetep saja gitu ‘baik’-nya, itu konklusinya dia tulus.

Hmm, wahai kaum perempuan yang sudah punya sohib laki, berbahagialah. Nah, bagi yang belum, ya sok bikin googledocs lalu sebar link-nya buat oprec. Siapa tahu nemu satu gitu. Hehe.

Penulis sendiri jujur punya seorang sahabat perempuan. Kenal empat tahun lalu, dan hingga sekarang masih sahabatan. Masih sama ‘gila’-nya. Parah, semacam cermin kalau sama dia.

Bayangin saja, selera bukunya sama, kesukaannya sama, bahkan beberapa waktu lalu kami sempat tes kepribadian, dan you know what, dari 1:64 kemungkinannya buat dapet hasil sama, kami mencatatkan result serupa. Enggak paham lagi. Pernah penulis ngira kalau persahabatan ini bakal berakhir dengan ‘aneh-aneh’, tapi nyatanya enggak tuh. Semakin baik, semakin kompak. Waktu itu jawaban, ketika kamu ragu mengakhirkan.


Okay, sudah cukup untuk postingan hari ini mengenai ‘Sahabatan Lelaki Perempuan’. Doakan saja semoga besok bisa menulis lagi.

Oh ya, artikel ini bukan urang sorangan yang bikin, melainkan gabungan dari berbagai sumber, dari laman blog kekinian Hipwee, Elitedaily, Meme Comics, buku bacaan pribadi, teks lirik lagu, sampai pemikiran pribadi penulis.

Terima kasih karena sudah baca. Kalau ada masukan dan saran, ya monggo ditulis saja di kolom komentar. Salam hangat! Semoga bermanfaat!
(IPM)

*) Sob, I’m still a man of my words ya. Lunas! Huh, nambahin PR aja! Hehe :D

Bandung, Februari 2015

#Ilustrasi diunduh dari satuduatigaempatlimaenamtujuh    

Followers