Pindah Rumah

October 24, 2015





Empat tahun lalu, kamu memutuskan untuk keluar rumah. Tak kembali apabila belum menaklukkan dunia. Kata Ibumu, anak lelaki seharusnya tidak boleh jago kandang. Menjawab tantangan itu, kamu berpindah.
 
Beratus kilometer terpisah dari rumah, kamu menegakkan kaki. Sendiri. Belajar mandiri, belajar pula bagaimana mengenal diri sendiri. Nyatanya, dirimulah yang wajib kamu akrabi kali pertama, untuk kemudian mempelajari orang lain.

Ketika kebahagiaanmu bergantung pada orang lain, entah sesiapa, itulah tanda bahwa sebenarnya kamu berada dalam masalah. Banyak contoh tentang fenomena ini, semisal, kamu tengah berada di keramaian, bersama rekan-rekan, tetapi hatimu kosong. Tak bahagia. Maka, apalah arti bahagia?

Teman akrabmu, sering bercerita bahwa hidupnya ialah berada di tangan orang lain. Kekasihnya. Dia begitu menyayangi, sampai-sampai, ketika sang kekasih tidak lagi memilihnya, dia jatuh sakit. Bergenap dokter dan paramedis didatangi, semua berkata sama, “Anda tidak apa-apa.” Oh, ini yang disebut penyakit psikis. Ragamu boleh kuat, setegar karang, tapi hati, boleh jadi serapuh kapas.

Tenang, tak perlu malu bila kamu pernah berada di masa-masa itu. Salah satu masa terberat dalam hidupmu, yang nantinya akan kamu kenang sembari berbisik pelan, “Ah, aku dulu bodoh banget ya, sebegitunya sama dia.”

Pengalaman itu guru yang kejam, menguji dahulu, baru kemudian memberikan pelajaran. Tugasmu pun satu, hanya mencoba, dengan sebaik mungkin tentunya.

Kini, hidupmu baru. Kamu lebih sering tersenyum, dengan orang baru, lingkungan baru, tempat baru, dan dengan lembaran baru. Kamu sudah berpindah, dari satu perhentian ke pencarian yang lain. Dari satu hati, ke hati yang baru, yang belum berpemilik.

Kamu tengah menulis cerita ini di sampingku, yang lelah setelah seharian bekerja. Kamu pun hanya memesan kopi, sembari membaca buku agenda berisi jadwal minggu depan. Kamu pasti lupa, jikalau esok ialah akhir pekan. Mari bersenang-senang, sebelum Senin datang, dan kita, aku-kamu, akan tenggelam lagi bersama sibuknya berkas kantor tempat kita bekerja.

Kamu, sudah siap kan mengawali satu kisah?
(IPM)

Cilegon, Oktober 2015
#Ilustrasi diunduh dari sini

Followers